Kata Penghantar
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan karunianya sehinnga dapat menyelesaikan tugas makalah IPS yang
berjudul Pengaruh Globalisasi Dalam
Kebudayaan Indonesia.
Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi
salah satu tugas akhir mata pelajaran IPS pada semester genap tahun 2013-2014.
Dalam makalah ini diuraikan tentang Pengaruh Globalisasi terhadap Kebudayaan
bangsa, mencakup tentang Pengaruh Positif, dan cara Menaggulangi pengaruh
Negatif Globalisasi.
Penyusun menyadari, penyusunan makalah ini masih jauh
dari sempurna, serta masih banyak kekurangan. Penyusun mohon kritik dan saran
dari rekan-rekan semua kearah kesempurnaan makalah ini.
Penyusun mengucapkan terimakasih kepada Guru IPS atas
bimbingannya, sehingga makalah ini bisa tersusun.
Akhirnya penyusun berharap, makalah ini bisa
bermanfaat bagi penyusun sendiri ataupun semua pihak yang memerlukan.
Tangen, Mar. 14
Penyusun
(Septia
Witriani K)
PENGESAHAN
Judul : Pengaruh Globalisasi Terhadap
Kebudayaan Indonesia
Penyusun : Septia Witriani K.
No/Kelas : 27/IXA
Makalah ini telah mendapat
persetujuan dan telah disahkan oleh guru pembimbing, sebagaimana syarat
memenuhi tugas akhir semester tahun ajaran 2013/2014 SMP Negeri 1 Tangen, pada :
Hari :
Tanggal : Maret 2014
Tangen,
Maret 2014
Mengetahui,
Guru Pembimbing
Drs. Agung Tri Nugraha, MM
(NIP:
19680409 1998021001)
Daftar Isi
Kata Pengantar…………………………………………………………………….i
Pengesahan.................................................................................ii
Daftar
Isi…………………………………………………………….................iii
Bab 1 PENDAHULUAN
1.1 Permasalahan…………………………………………………………………..
1.2 Rumusan
Masalah………………………………………………………………
1.3 Tujuan
makalah…………………………………………………………………
1.4 Manfaat..................................................................................
Bab II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Globalisasi dan
Budaya……………………………………………...
2.2 Sejarah Globalisasi.........................................................................
2.3 Proses globalisasi...........................................................................
2.4 Ciri ciri Globalisasi………………………………………………………………...
2.5 Faktor-faktor terjadinya
globalisasi………………………………………….….
2.6 Globalisasi Dalam Kebudayaan
Tradisional.........................................
2.7 Perubahan Budaya Dalam Globalisasi.................................................
2.8 Tindakan yang Mendorong Globalisasi Budaya
dan Cara Mengantisipasi...
2.9 Pengaruh Dampak Positif dan Negatif
Globalisasi................................
BAB III PENUTUP
Kesimpulan………………………………………………………………………………
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Globalisasi
adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus dalam
masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu.
Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi
proses globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan.
Globalisasi menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus
dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan
kehidupan. Sebagai istilah, globalisasi begitu mudah diterima atau dikenal
masyarakat seluruh dunia. Wacana globalisasi sebagai sebuah proses ditandai
dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu
mengubah dunia secara mendasar. Globalisasi sering diperbincangkan oleh banyak
orang, mulai dari para pakar ekonomi, sampai penjual iklan. Dalam kata
globalisasi tersebut mengandung suatu pengetian akan hilangnya satu situasi
dimana berbagai pergerakan barang dan jasa antar negara diseluruh dunia dapat
bergerak bebas dan terbuka dalam perdagangan. Dan dengan terbukanya satu negara
terhadap negara lain, yang masuk bukan hanya barang dan jasa, tetapi juga
teknologi, pola konsumsi, pendidikan, nilai budaya dan lain-lain. Konsep akan
globalisasi menurut Robertson (1992), mengacu pada penyempitan dunia secara
insentif dan peningkatan kesadaran kita akan dunia, yaitu semakin meningkatnya
koneksi global dan pemahaman kita akan koneksi tersebut. Di sini penyempitan
dunia dapat dipahami dalam konteks institusi modernitas dan intensifikasi
kesadaran dunia dapat dipersepsikan refleksif dengan lebih baik secara budaya.
Sebagian orang menafsirkan globalisasi sebagai proses pengecilan dunia atau
menjadikan dunia sebagaimana layaknya sebuah perkampungan kecil. Sebagian
lainnya menyebutkan bahwa globalisasi adalah upaya penyatuan masyarakat dunia
dari sisi gaya hidup, orientasi, dan budaya. Produksi global atas produk lokal
dan lokalisasi produk global Globalisasi adalah proses dimana berbagai
peristiwa, keputusan dan kegiatan di belahan dunia yang satu dapat membawa
konsekuensi penting bagi berbagai individu dan masyarakat di belahan dunia yang
lain.(A.G. Mc.Grew, 1992). Proses perkembangan globalisasi pada awalnya
ditandai kemajuan bidang teknologi informasi dan komunikasi. Bidang tersebut merupakan
penggerak globalisasi. Dari kemajuan bidang ini kemudian mempengaruhi
sektor-sektor lain dalam kehidupan, seperti bidang politik, ekonomi, sosial,
budaya dan lain-lain. Contoh sederhana dengan teknologi internet, parabola dan
TV, orang di belahan bumi manapun akan dapat mengakses berita dari belahan
dunia yang lain secara cepat. Hal ini akan terjadi interaksi antarmasyarakat
dunia secara luas, yang akhirnya akan saling mempengaruhi satu sama lain,
terutama pada kebudayaan daerah,seperti kebudayaan gotong royong,menjenguk
tetangga sakit dan lain-lain. Globalisasi juga berpengaruh terhadap pemuda
dalam kehidupan sehari-hari, seperti budaya berpakaian, gaya rambut dan
sebagainya .
1.2 RUMUSAN
MASALAH
1. Apa pengertian Globalisasi?
2. Apa faktor pendorong globalisasi?
3. Bagimana pengaruh globalisasi dalam kebudayaan daerah?
1.3 TUJUAN
Adapun
tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
1.
Mengetahui pengaruh globalisasi terhadap kebudayaan daerah
2.
Untuk meningkatkan kesadaran remaja untuk menjunjung tinggi kebudayaan bangsa
sendiri karena kebudayaan merupakan jati diri bangsa.
Adapun manfaat yang dapat diambil
dari penulisan makalah ini antara lain adalah:
1. Untuk penulis sendiri makalah
ini bermanfaat untuk menyelesaikan tugas akhir matapelajaran IPS serta dapat
mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang sudah di dapat dari pembelajaran IPS.
2. Untuk orang lain makalah ini
dapat menjadi sumber referensi untuk menjadi bahan penulisan lebih lanjut.
3. Untuk ilmu pengetahuan makalah
ini dapat memperkaya literature terkait dengan globalisasi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Globalisasi dan Budaya
Menurut asal katanya, kata "globalisasi" diambil dari kata global,
yang maknanya ialah universal. Achmad Suparman menyatakan Globalisasi
adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari
setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah. Ada yang
memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama
lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan
menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.Di sisi lain sudut pandang ini, globalisasi tidak
lain adalah kapitalisme dalam bentuk yang paling mutakhir. Negara-negara yang
kuat dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu
bersaing. Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap perekonomian
dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti budaya dan agama. Theodore Levitte merupakan orang
yang pertama kali menggunakan istilah Globalisasi pada tahun 1985.
Kebudayaan dapat
diartikan sebagai nilai-nilai (values) yang dianut oleh masyarakat ataupun
persepsi yang dimiliki oleh warga masyarakat terhadap berbagai hal. Atau
kebudayaan juga dapat didefinisikan sebagai wujudnya, yang mencakup gagasan
atau ide, kelakuan dan hasil kelakuan (Koentjaraningrat), dimana hal-hal
tersebut terwujud dalam kesenian tradisional kita. Globalisasi dalam kebudayaan
dapat berkembang dengan cepat, hal ini tentunya dipengaruhi oleh adanya kecepatan
dan kemudahan dalam memperoleh akses komunikasi dan berita namun hal ini justru
menjadi bumerang tersendiri dan menjadi suatu masalah penting dalam globalisasi, yaitu kenyataan
bahwa perkembangan ilmu pengertahuan dikuasai oleh negara-negara maju, bukan
negara-negara berkembang seperti Indonesia. Komunikasi dan transportasi
internasional telah menghilangkan batas-batas budaya setiap bangsa. Kebudayaan
setiap bangsa cenderung mengarah kepada globalisasi dan menjadi peradaban dunia
sehingga melibatkan manusia secara menyeluruh. Terkait dengan seni dan budaya,
Ngugi Wa Thiong’o menyebutkan bahwa perilaku dunia Barat, khususnya Amerika
seolah-olah sedang melemparkan bom budaya terhadap rakyat dunia. Mereka
berusaha untuk menghancurkan tradisi dan bahasa pribumi sehingga bangsa-bangsa
tersebut kebingungan dalam upaya mencari indentitas budaya nasionalnya.
2.2
Sejarah Globalisasi
Globalisasi
sebagai fenomena di abad ke-20 ini yang dihubungkan dengan bangkitnya ekonomi
internasional. Padahal interaksi dan globalisasi dalam hubungan antar bangsa di
dunia telah ada sejak berabad-abad yang lalu mulai perdagangan antar negeri
sekitar tahun 1000 dan 1500 M. Saat itu, para pedagang dari Tiongkok dan India
mulai menelusuri negeri lain baik melalui jalan darat (seperti misalnya jalur
sutera) maupun jalan laut untuk berdagang.
Fenomena berkembangnya perusahaan McDonald di seluroh
pelosok dunia menunjukkan telah terjadinya globalisasi.Fase selanjutnya
ditandai dengan dominasi perdagangan kaum muslim di Asia dan Afrika. Kaum
muslim membentuk jaringan perdagangan yang antara lain meliputi Jepang,
Tiongkok, Vietnam, Indonesia, Malaka, India, Persia, pantai Afrika Timur, Laut
Tengah, Venesia, dan Genoa. Di samping membentuk jaringan dagang, kaum pedagang
muslim juga menyebarkan nilai-nilai agamanya, nama-nama, abjad, arsitek, nilai
sosial dan budaya Arab ke warga dunia.Fase selanjutnya ditandai dengan
eksplorasi dunia secara besar-besaran oleh bangsa Eropa. Spanyol, Portugis,
Inggris, dan Belanda adalah pelopor-pelopor eksplorasi ini. Hal ini didukung
pula dengan terjadinya revolusi industri yang meningkatkan keterkaitan antar
bangsa dunia. berbagai teknologi mulai ditemukan dan menjadi dasar perkembangan
teknologi saat ini, seperti komputer dan internet. Pada saat itu, berkembang
pula kolonialisasi di dunia yang membawa pengaruh besar terhadap difusi
kebudayaan di dunia.Semakin berkembangnya industri dan kebutuhan akan bahan
baku serta pasar juga memunculkan berbagai perusahaan multinasional di dunia.
Di Indinesia misalnya, sejak politik pintu terbuka, perusahaan-perusahaan Eropa
membuka berbagai cabangnya di Indonesia. Freeport dan Exxon dari Amerika
Serikat, Unilever dari Belanda, British Petroleum dari Inggris adalah beberapa
contohnya. Perusahaan multinasional seperti ini tetap menjadi ikon globalisasi
hingga saat ini.Fase selanjutnya terus berjalan dan mendapat momentumnya ketika
perang dingin berakhir dan komunisme di dunia runtuh. Runtuhnya komunisme
seakan memberi pembenaran bahwa kapitalisme adalah jalan terbaik dalam
mewujudkan kesejahteraan dunia. Implikasinya, negara negara di dunia mulai
menyediakan diri sebagai pasar yang bebas. Hal ini didukung pula dengan
perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi. Alhasil, sekat-sekat antar
negara pun mulai kabur.
2.3 Proses Globalisasi
Globalisasi sebagai suatu proses bukanlah suatu fenomena baru karena proses
globalisasi sebenarnya telah ada sejak berabad-abad lamanya.Di akhir abad ke-19
dan awal abad ke-20 arus globalisasi semakin berkembang pesat di berbagai
negara ketika mulai ditemukan teknologi komunikasi, informasi, dan
transportasi.Loncatan teknologi yang semakin canggih pada pertengahan abad
ke-20 yaitu internet dan sekarang ini telah menjamur telepon genggam (handphone)
dengan segala fasilitasnya.Bagi Indonesia, proses globalisasi telah begitu
terasa sekali sejak awal dilaksanakan pembangunan. Dengan kembalinya tenaga
ahli Indonesia yang menjalankan studi di luar negeri dan datangnya tenaga ahli
(konsultan) dari negara asing, proses globalisasi yang berupa pemikiran atau
sistem nilai kehidupan mulai diadopsi dan dilaksanakan sesuai dengan kondisi di
Indonesia.Globalisasi secara fisik ditandai dengan perkembangan kota-kota yang
menjadi bagian dari jaringan kota dunia. Hal ini dapat dilihat dari
infrastruktur telekomunikasi, jaringan transportasi, perusahaan-perusahaan
berskala internasional serta cabang-cabangnya.
2.4
Ciri-Ciri Globalisasi
Berikut ini
beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena globalisasi di
dunia.
Hilir mudiknya
kapal-kapal pengangkut barang antar negara menunjukkan keterkaitan antar
manusia di seluruh dunia.
- Perubahan dalam Konstantin
ruang dan waktu. Perkembangan barang-barang seperti telepon genggam,
televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi
demikian cepatnya, sementara melalui pergerakan massa semacam turisme
memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda.
- Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling
bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional,
peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi
semacam World Trade Organization (WTO).
- Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa (terutama
televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olah raga internasional).
saat ini, kita dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru
mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam budaya, misalnya dalam
bidang fashion, literatur, dan makanan.
- Meningkatnya masalah bersama,
misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis multinasional, inflasi regional dan lain-lain.
Giddens menegaskan bahwa kebanyakan dari kita sadar bahwa
sebenarnya diri kita turut ambil bagian dalam sebuah dunia yang harus
berubah tanpa terkendali yang ditandai dengan selera dan rasa ketertarikan
akan hal sama, perubahan dan ketidakpastian, serta kenyataan yang mungkin
terjadi. Sejalan dengan itu, Peter Drucker menyebutkan globalisasi sebagai zaman transformasi
sosial.
2.5Faktor-faktor terjadinya Globalisasi
Berkembang pesatnya Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) adalah
pendukung utama bagi terselenggaranya globalisasi. Dengan dukungan teknologi
informasi dan komunikasi, informasi dalam bentuk apapun dan untuk berbagai
kepentingan, dapat disebarluaskan dengan mudah sehingga dapat dengan cepat
mempengaruhi cara pandang dan gaya hidup hingga budaya suatu bangsa.selain hal
tersebut globalisasi dapat terjadi karena hal lain seperti:
Globalisasi terjadi karena
faktor-faktor nilai budaya luar, seperti:
a. selalu meningkatkan pengetahuan
b.etos kerja;
c.patuh hukum;
d.kemampuan
memprediksi;
e.kemandirian;
f.efisiensi
dan produktivitas;
g.keterbukaan;
h.keberanian
bersaing;dan
i.rasionalisasi;
j.manajemen
resiko.
Globalisasi terjadi melalui
berbagai saluran, di antaranya:
a. lembaga pendidikan dan ilmu pengetahuan;
b. lembaga keagamaan;
c. indutri internasional dan lembaga perdagangan;
d. wisata mancanegara;
e. saluran komunikasi dan telekomunikasi internasional;
f. lembaga internasional yang mengatur peraturan internasional; dan
g. lembaga kenegaraan seperti hubungan diplomatik dan konsuler.
2.6 GLOBALISASI
DALAM KEBUDAYAAN TRADISIONAL DI INDONESIA
Proses
saling mempengaruhi adalah gejala yang wajar dalam interaksi antar masyarakat.
Melalui interaksi dengan berbagai masyarakat lain, bangsa Indonesia ataupun
kelompok-kelompok masyarakat yang mendiami nusantara (sebelum Indonesia
terbentuk) telah mengalami proses dipengaruhi dan mempengaruhi. Kemampuan
berubah merupakan sifat yang penting dalam kebudayaan manusia. Tanpa itu
kebudayaan tidak mampu menyesuaikan diri dengan keadaan yang senantiasa
berubah. Perubahan yang terjadi saat ini berlangsung begitu cepat. Hanya dalam
jangka waktu satu generasi banyak negara-negara berkembang telah berusaha
melaksanakan perubahan kebudayaan, padahal di negara-negara maju perubahan
demikian berlangsung selama beberapa generasi. Pada hakekatnya bangsa
Indonesia, juga bangsa-bangsa lain, berkembang karena adanya pengaruh-pengaruh
luar. Kemajuan bisa dihasilkan oleh interaksi dengan pihak luar, hal inilah
yang terjadi dalam proses globalisasi. Oleh karena itu, globalisasi bukan hanya
soal ekonomi namun juga terkait dengan masalah atau isu makna budaya dimana
nilai dan makna yang terlekat di dalamnya masih tetap berarti.. Masyarakat
Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk dalam berbagai hal, seperti
anekaragaman budaya, lingkungan alam, dan wilayah geografisnya. Keanekaragaman
masyarakat Indonesia ini dapat dicerminkan pula dalam berbagai ekspresi
keseniannya. Dengan perkataan lain, dapat dikatakan pula bahwa berbagai
kelompok masyarakat di Indonesia dapat mengembangkan keseniannya yang sangat
khas. Kesenian yang dikembangkannya itu menjadi model-model pengetahuan dalam
masyarakat.
2.7Perubahan Budaya Dalam Globalisasi
Sub-kebudayaan Punk, adalah contoh sebuah kebudayaan
yang berkembang secara global.Globalisasi memengaruhi hampir semua aspek yang
ada di masyarakat, termasuk diantaranya aspek budaya. Kebudayaan dapat diartikan sebagai
nilai-nilai (values) yang dianut oleh masyarakat ataupun
persepsi yang dimiliki oleh warga masyarakat terhadap berbagai hal lain. Baik
nilai-nilai maupun persepsi berkaitan dengan aspek-aspek kejiwaan atau
psikologis, yaitu apa yang terdapat dalam alam pikiran manusia. Aspek-aspek
kejiwaan ini menjadi penting artinya apabila disadari, bahwa tingkah laku seseorang
sangat dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam pikiran orang yang
bersangkutan. Sebagai salah satu hasil pemikiran dan penemuan seseorang adalah kesenian, yang merupakan subsistem dari kebudayaan.
Globalisasi
sebagai sebuah gejala tersebarnya nilai-nilai dan budaya tertentu keseluruh dunia (sehingga
menjadi budaya dunia atau world culture) telah terlihat semenjak lama.
Cikal bakal dari persebaran budaya dunia ini dapat ditelusuri dari perjalanan
para penjelajah Eropa Barat ke berbagai tempat di dunia ini ( Lucian W. Pye, 1966
).
Namun,
perkembangan globalisasi kebudayaan secara intensif terjadi pada awal ke-20
dengan berkembangnya teknologi
komunikasi. Kontak melalui media menggantikan
kontak fisik sebagai sarana utama komunikasi antar bangsa. Perubahan tersebut
menjadikan komunikasi antar bangsa lebih mudah dilakukan, hal ini menyebabkan semakin
cepatnya perkembangan globalisasi kebudayaan.
Ciri berkembangnya globalisasi kebudayaan
- Berkembangnya pertukaran
kebudayaan internasional.
- Penyebaran prinsip
multikebudayaan (multiculturalism), dan kemudahan akses suatu
individu terhadap kebudayaan lain di luar kebudayaannya.
- Berkembangnya turisme dan pariwisata.
- Semakin banyaknya imigrasi dari suatu negara ke negara lain.
- Berkembangnya mode yang berskala global, seperti pakaian, film dan lain lain.
- Bertambah banyaknya event-event
berskala global, seperti Piala Dunia FIFA.
- Persaingan bebas dalam bidang
ekonomi
- Meningkakan interaksi budaya
antar negara melalui perkembangan media massa
2.8
TINDAKAN
YANG MENDORONG TIMBULNYA GLOBALISASI KEBUDAYAAN DAN CARA MENGANTISIPASI ADANYA
GLOBALISASI KEBUDAYAAN
Peran
kebijaksanaan pemerintah yang lebih mengarah kepada pertimbangan-pertimbangan
ekonomi daripada cultural atau budaya dapat dikatakan merugikan suatu
perkembangan kebudayaan. Kebijakan kultural di Asia Tenggara saat ini secara
efektif mengubah dan merusak seni-seni pertunjukan tradisional, baik melalui
campur tangan, penanganan yang berlebihan, kebijakan-kebijakan tanpa arah, dan
tidak ada perhatian yang diberikan pemerintah kepada kebijakan kultural atau
konteks kultural. Dalam pengamatan yang lebih sempit dapat kita melihat tingkah
laku aparat pemerintah dalam menangani perkembangan kesenian rakyat, di mana
banyaknya campur tangan dalam menentukan objek dan berusaha merubah agar sesuai
dengan tuntutan pembangunan. Dalam kondisi seperti ini arti dari kesenian
rakyat itu sendiri menjadi hambar dan tidak ada rasa seninya lagi. Melihat
kecenderungan tersebut, aparat pemerintah telah menjadikan para seniman
dipandang sebagai objek pembangunan dan diminta untuk menyesuaikan diri dengan
tuntutan simbol-simbol pembangunan. Hal ini tentu saja mengabaikan masalah
pemeliharaan dan pengembangan kesenian secara murni, dalam arti benar-benar
didukung oleh nilai seni yang mendalam dan bukan sekedar hanya dijadikan model
saja dalam pembangunan. Dengan demikian, kesenian rakyat semakin lama tidak
dapat mempunyai ruang yang cukup memadai untuk perkembangan secara alami atau
natural, karena itu, secara tidak langsung kesenian rakyat akhirnya menjadi
sangat tergantung oleh model-model pembangunan yang cenderung lebih modern dan
rasional. Sebagai contoh dari permasalahan ini dapat kita lihat, misalnya
kesenian asli daerah Betawi yaitu, tari cokek, tari lenong, dan sebagainya
sudah diatur dan disesuaikan oleh aparat pemerintah untuk memenuhi tuntutan dan
tujuan kebijakan-kebijakan politik pemerintah. Aparat pemerintah di sini turut
mengatur secara normatif, sehingga kesenian Betawi tersebut tidak lagi terlihat
keasliannya dan cenderung dapat membosankan. Untuk mengantisipasi hal-hal yang
tidak dikehendaki terhadap keaslian dan perkembangan yang murni bagi kesenian
rakyat tersebut, maka pemerintah perlu mengembalikan fungsi pemerintah sebagai
pelindung dan pengayom kesenian-kesenian tradisional tanpa harus turut campur
dalam proses estetikanya. Memang diakui bahwa kesenian rakyat saat ini
membutuhkan dana dan bantuan pemerintah sehingga sulit untuk menghindari
keterlibatan pemerintah dan bagi para seniman rakyat ini merupakan sesuatu yang
sulit pula membuat keputusan sendiri untuk sesuai dengan keaslian
(oroginalitas) yang diinginkan para seniman rakyat tersebut. Oleh karena itu
pemerintah harus ‘melakoni’ dengan benar-benar peranannya sebagai pengayom yang
melindungi keaslian dan perkembangan secara estetis kesenian rakyat tersebut
tanpa harus merubah dan menyesuaikan dengan kebijakan-kebijakan politik.
Globalisasi informasi dan budaya yang terjadi menjelang millenium baru seperti
saat ini adalah sesuatu yang tak dapat dielakkan. Kita harus beradaptasi
dengannya karena banyak manfaat yang bisa diperoleh. Harus diakui bahwa
teknologi komunikasi sebagai salah produk dari modernisasi bermanfaat besar
bagi terciptanya dialog dan demokratisasi budaya secara masal dan merata. Globalisasi
mempunyai dampak yang besar terhadap budaya. Kontak budaya melalui media massa
menyadarkan dan memberikan informasi tentang keberadaan nilai-nilai budaya lain
yang berbeda dari yang dimiliki dan dikenal selama ini. Kontak budaya ini
memberikan masukan yang penting bagi perubahan-perubahan dan
pengembangan-pengembangan nilai-nilai dan persepsi dikalangan masyarakat yang
terlibat dalam proses ini. Kesenian bangsa Indonesia yang memiliki kekuatan
etnis dari berbagai macam daerah juga tidak dapat lepas dari pengaruh kontak
budaya ini. Sehingga untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap
perubahan-perubahan diperlukan pengembangan-pengembangan yang bersifat global
namun tetap bercirikan kekuatan lokal atau etnis. Globalisasi budaya yang
begitu pesat harus diantisipasi dengan memperkuat identitas kebudayaan
nasional. Berbagai kesenian tradisional yang sesungguhnya menjadi aset kekayaan
kebudayaan nasional jangan sampai hanya menjadi alat atau slogan para pemegang
kebijaksanaan, khususnya pemerintah, dalam rangka keperluan turisme, politik
dsb. Selama ini pembinaan dan pengembangan kesenian tradisional yang dilakukan
lembaga pemerintah masih sebatas pada unsur formalitas belaka, tanpa menyentuh
esensi kehidupan kesenian yang bersangkutan. Akibatnya, kesenian tradisional
tersebut bukannya berkembang dan lestari, namun justru semakin dijauhi
masyarakat. Dengan demikian, tantangan yang dihadapi oleh kesenian rakyat cukup
berat. Karena pada era teknologi dan komunikasi yang sangat canggih dan modern
ini masyarakat dihadapkan kepada banyaknya alternatif sebagai pilihan, baik
dalam menentukan kualitas maupun selera. Hal ini sangat memungkinkan keberadaan
dan eksistensi kesenian rakyat dapat dipandang dengan sebelah mata oleh
masyarakat, jika dibandingkan dengan kesenian modern yang merupakan imbas dari
budaya pop.
Bagaimana
mengantisipasi globalisasi ?
Pada dasarnya
globalisasi bukanlah suatu hal yang perlu ditentang dan ditolak, melainkan
bagaimana memilah dan memfilterisasi diri sebagaimana uraian
diatas, secara umum ada beberapa hal yang bisa diambil sebagai langkah unutk
menjaga jati diri dan eksistensi budaya bangsa, seperti menanamkan nilai-nilai
pancasila dan semangat nasionalisme dalam diri generasi muda yang dimulai sejak
usia dini, menanamkan pemahaman agama dalam keluarga, menjaga kebiasaan dan
budaya ketimuran, dari pihak pemerintah juga perlu bertindak dalam hal ini
minsalnya menata dan menghidupkan kembali tatanan budaya, mejaga dan
memelihara kesenian daerah dengan memberi apresiasi yang lebih. Untuk
menghadapi hal-hal tersebut di atas ada beberapa alternatif untuk mengatasinya,
yaitu meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM ) bagi para seniman rakyat. Selain
itu, mengembalikan peran aparat pemerintah sebagai pengayom dan pelindung, dan
bukan sebaliknya justru menghancurkannya demi kekuasaan dan pembangunan yang
berorientasi pada dana-dana proyek atau dana-dana untuk pembangunan dalam
bidang ekonomi saja
Sebagai
generasi muda, kita perlu menyadari bahwa tidak selamanya dan tidak semua yang
bersal dari luar itu baik, tetapi malah sebaliknya seiring derasnya arus
globalisasi. Seiring itu pula jati diri serta budaya bangsa kita terus
terkikis, jika kita sadar akan hal ini maka mulai saat ini mulai lah menanamkan
nilai-nilai yang telah diuraikan diatas, agar eksistensi budaya bangsa tetap
terjaga.
2.9 Dampak globalisasi
Dampak positif
globalisasi antara lain:
- Mudah memperoleh informasi dan
ilmu pengetahuan,
- Mudah melakukan komunikasi,
- Cepat dalam bepergian
(mobilitas tinggi),
- Menumbuhkan sikap kosmopolitan
dan toleran,
- Memacu untuk meningkatkan
kualitas diri,
- Mudah memenuhi kebutuhan,
- Membuat sikap terbuka,
berpikiran luas.
Dampak negatif globalisasi antara lain:
- Informasi yang tidak tersaring,
- Perilaku konsumtif,
- Ketergantungan dengan teknologi,
- Pemborosan pengeluaran dan
meniru perilaku yang buruk,
- Mudah terpengaruh oleh hal yang
tidak sesuai dengan kebiasaan atau kebudayaan suatu negara.
Bab III Penutup
KESIMPULAN
Pengaruh
globalisasi disatu sisi ternyata menimbulkan pengaruh yang negatif bagi
kebudayaan bangsa Indonesia . Norma-norma yang terkandung dalam kebudayaan
bangsa Indonesia perlahan-lahan mulai pudar. Gencarnya serbuan teknologi
disertai nilai-nilai interinsik yang diberlakukan di dalamnya, telah
menimbulkan isu mengenai globalisasi dan pada akhirnya menimbulkan nilai baru
tentang kesatuan dunia.Untuk pertama kalinya dalam sejarah umat manusia,
kesadaran akan kesatuan dunia telah menghentakkan kita, entah suka atau tidak,
Timur dan Barat telah menyatu. Artinya adalah bahwa antara barat dan timur
tidak ada lagi perbedaan. Atau dengan kata lain kebudayaan kita dilebur dengan
kebudayaan asing. Oleh karena itu perlu dipertahanan aspek sosial budaya Indonesia
sebagai identitas bangsa. Caranya adalah dengan penyaringan budaya yang masuk
ke Indonesia dan pelestarian budaya bangsa. Bagi masyarakat yang mencoba
mengembangkan seni tradisional menjadi bagian dari kehidupan modern, tentu akan
terus berupaya memodifikasi bentuk-bentuk seni yang masih berpolakan masa lalu
untuk dijadikan komoditi yang dapat dikonsumsi masyarakat modern. Karena
sebenarnya seni itu indah dan mahal. Kesenian adalah kekayaan bangsa Indonesia
yang tidak ternilai harganya dan tidak dimiliki bangsa-bangsa asing. Oleh sebab
itu, sebagai generasi muda, yang merupakan pewaris budaya bangsa, hendaknya
memelihara seni budaya kita demi masa depan anak cucu.
Daftar
Pustaka
http://www.de no sa.com
MGMP Geografi, Edukatif
Geografi, Wijaya